Makalah Permasalahan Sosial Masyarakat Kota "Pedagang Kaki Lima Ciliki Di Taman Sankareang, Kota Mataram




                                                                    KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang permasalahan sosial yang terjadi di perkotaan hususnya di Wilayah Kota Mataram yaitu masalah fenomena sosial pedangang kaki lima atau pedagang asongan cilik ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini, kami menyajikan materi yang mencakup tentang pengertian, ciri-ciri, faktor penyebab, dampak positiv maupun negatif, serta solusi dari PKL cilik ini. Kami juga menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha keras untuk menyusun makalah ini, tentunya masih ada beberapa kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Terakhir, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar. Selain itu, dapat membantu para mahasiswa dan semuanya dalam memperoleh ilmu pengetahuan. 


DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................................... 
BAB I Pendahuluan................................................................................................................................... 
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka.........................................................................................................................
2.1 Pengertian dan ciri-ciri PKL.............................................................................................................
2.2 Solusi dari Permasalahan PKL...........................................................................................................
BAB III Pembahasan................................................................................................................................
3.1 Pengertian dan Ciri PKL Cilik............................................................................................................ 
3.2 Faktor Penyebab adanya PKL Cilik ..................................................................................................
3.3 Dampak Positif dan Negatif dari adanya PKL Cilik.........................................................................
3.4 Solusi yang dapat Dilakukan untuk Menanggulangi Masalah tersebut.............................................
BAB IV Penutup.......................................................................................................................................
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................

                                                                            BAB I 
                                                                    PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 
                Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki penduduk atau masyarakat yang lauar biasa banyak, kemudian dari hal tersebutlah sehingga pemerintahpun akan kewalahan untuk mengatur masyarakatnhya secara maksimal. Masyarakat pada umumnya akan mencari berbagai cara untuk bertahan hidup ditengah tekanan yang keras dengan keadaan yang memakasa untuk berbuat semampu yang mereka bisa untuk mendapatkan sesuap nasi dan makanan lainnya. Salah satu cara bertahan hidup ditengah kota yang modern seperti sekarang ini, banyak sekali masyarakat, baik itu orang dewasa maupun anak kecil harus membanting tulang dan menguras keringat mereka di jalanan dengan cara berdagang barang-barang kecil atau barang-barang yang mudah diperjual belikan kepada masyarakat lainnya juga. Kota Mataram, di Nusa Tenggara Barat contohnya, banyak sekali kejadian-kejadian atau fenomena sosial seperti itu, dimana banyak anak kecil yang berjualan jajan-jajan snack dan minuman-minuman ringan yang berkeliling setiap harinya di sekitaran wilayah Taman Sangkareang, dengan alasan untuk membantu meringankan beban orang tua mereka. Mereka tidak kenal rasa malu dan lelah untuk berdagang setiap harinya disana. Berbekal plastik besar dan keranjang makanan, mereka berjalan berkeliling taman, dengan membawa barang dagangan tersebut ditangan mereka, ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang seakan mereka tidak perduli. Keadaan tersebutlah yang membuat kami tertarik untuk mengangkat isu tersebut sebagai bahan materi yang akan kami kaji dalam permasalahan kota ini yaitu salah satunya PKL (pedangang kaki lima cilik). 

1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa itu pengertian dari PKL cilik dan bagaimana ciri-cirinya ? 
2. Apa saja faktor penyebab dari adanya PKL cilik tersebut ? 
3. Bagaimana dampak dari adanya PKL cilik ini untuk lingkungannya ? 
4. Apa saja solusi yang dapat kita tawarkan untuk menanggulangi masalah tersebut ? 

1.3 Tujuan 
1. Agar kita bisa mengetahui dan faham pengertian dari PKL cilik dan bagaimana ciri-cirinya. 
2. Agar kita bisa sama-sama mengetahui faktor penyebab dari adanya PKL cilik tersebut di Kota Mataram. 
3. Supaya kita bisa mengetahui dampak dari adanya PKL cilik ini untuk lingkungannya.
4. Supaya kita bisa mengetahui langkah apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu masalah tersebut, 
        serta tujuan dari penulisan karya tulis atau makalah ini adalah sebagai pemberi gambaran atau agar kita semua bisa mengetahui fenomena sosial seperti apa yang sering terjadi pada kehidupan perkotaan hususnya diwilayah kota Mataram yaitu di Taman Sangkareng setiap harinya, terhusus dalam hal kehidupan anak-anak yang sering menjadi pedagang kaki lima atau sering kita sebut juga sebagai pedagang asongan. Kemudian juga tujuan lainnya dari penulisan makalah ini adalah kita semua diharapkan setelah membaca dan menganalisis isi dari tulisan ini, kita bisa menemukan sebuah solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi dalam kehiupannya sehari-hari. 

                                                                                        BAB II 
                                                                            TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 Penegertian dan Ciri-ciri PKL 

A. Menurut KBBI Pedagang Kaki Lima : pedagang yg menjajakan buah-buahan dsb (di dl kendaraan umum, di perempatan jalan, dsb). 

B. Menurut Para Ahli Pengertian tentang pedagang asongan yang pertama dikemukakan oleh Tulus Haryono. Beliau mengatakan bahwa pedagang asongan adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal. Pengertian tentang pedagang asongan yang kedua dikemukakan oleh Hidayat. Beliau mengatakan bahwa pedagang asongan pada umumnya adalah self-employed, artinya mayoritas pedagang asongan hanya terdiri dari satu tenaga kerja, modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar dan terbagi atas modal tetap berupa peralatan dan modal kerja. Pengertian pedagang asongan menurut para ahli yang selanjutnya dikemukakan oleh Soemadi. Beliau mengatakan bahwa yang termasuk ke dalam usaha kecil adalah mereka yang berada dalam usia kerja utama. (Soemadi, 1993). Dari ketiga pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong untuk memasuki sektor informal adalah potensi penyerapan angkatan kerjanya. 

C. Ciri-ciri dari PKL cilik ciri-ciri umum yang dikemukakan oleh Kartono dkk yaitu : 
a. Merupakan pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus berarti produsen.
b. Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ketempat yanglain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanen serta bongkar pasang). 
c. Menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang konsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran. 
d. Umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatakan sekedar komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya. 
e. Kualitas barang-barang yang diperdagangkan relatif rendah dan biasanya tidak berstandar. 
f. Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli merupakan pembeli yang berdaya beli rendah. 
g. Usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, di mana ibu dan anak- anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik langsung maupun tidak langsung. 
h. Tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan ciri yang khas pada usaha pedagang kaki lima. 
i. Dalam melaksanakan pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian lagi melaksanakan setelah kerja atau pada waktu senggang, dan ada pula yang melaksanakan musiman (Zhafril Setio Pamungkas, 2015 : 4) 

2.2 Solusi untuk Maslah PKL Pembenahan pertama dan yang paling penting untuk di lakukan secara maksimal adalah menerapkan peraturan tegas untuk para pembeli dengan sangsi yang berat, tegas dan konsisten tanpa pandang bulu. Tuujuan langkah ini dilakukan agar terjadi efekjera sehingga ketertiban dapat tercipta dengan baik, walaupun penerapan strategi ini tidak akan langsung dapat efektif, minimal dengan menerapkan aturan tersebut akan melahirkan efek positif bagi pembeli itu sendiri dalam berbelanja, mereka akan lebih waspada bahkan menghindari untuk belanja pada lokasi yang bukan pada tempat semestinya. Penerapan strategi penertiban ini juga kan berimbas pada PKL itu sendiri, karena sepinya pembeli maka mereka akan sadar bahwa tempat berdagang bukan lokasi yang tepat, sehingga hanya dengan sedikit saja usaha tambahan dari pemerintah melalui pengarahan tanpa kekerasan semua PKL akan kembali berdagang pada lokasi yang telah di siapkan atau lokasi yang tepat sesuai peraturan ketertiban umum. Upaya Maksimal Pemerintah Daerah. Dukungan yang maksimal juga harus ada dari pemerintah daerah kpada semua PKL agar upaya penertiban lebih efektif, berikut adalah beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah.

 1. Berantas semua pungli dan premanisme yang sanggat kental dengan situasi ini, karena mereka juga fasilisator untuk PKL dalam menyediakan lahan dan tempat berdagang tidak resmi. Banyaknya pungutan liar di dalam pasar tradisional juga masih menjadi rahasia umum yang tidak pernah selesai dalam penangannya, sehinga aktifitas ini sangat meresahkan para pedagang kecil dan PKL yang berdagang pada lokasi resmi tempat mereka berdagang. Masalah ini juga menjadi penyebab utama mengapa pedagang kecil dan PKL malas untuk berdagang pada lokasi yang telah di siapkan pemerintah daerah, pertimbangan terlalu banyaknya pengeluaran harian menjadi alasan pemicu berdagang pada trotoar atau di pinggir jalan raya lebih disukai oleh pedagang kecil dan PKL.

 2. Melakukan perbaikan berbagai fasilitas dan insfrastruktur pada lokasi berdagang resmi, terutama fasilitas penunjang kenyamanan dalam pasar atau tempat berdagang resmi lainnya seperti Fasilitas kebersihan dan penanganan limbah sisa berdagang, Penataan lokasi berdagang, Penyediaan sumberdaya yang cukup seperti : listrik, air dan MCK. 

3. Dan yang paling utama adalah bantuan sosialisasi dan penegakan aturan yang sangat ketat untuk para pembeli dan konsumen, sehingga kesadaran dan minat untuk belanja pada lokasi yang tepat dapat terwujud, sehingga pembeli tertib dan penjual, pedagang kecil dan PKL juga bahagia karena dagangannya laku di borong pembeli yang sangat banyak datang pada lokasi mereka berdagang.

 4. Memberikan bantuan berupa keringanan pembayaran cicilan tempat berdagang resmi dengan proses mudah dan cepat. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian dan Ciri PKL Cilik Sesuai dengan berbagai referensi yang ada dan hasil pengamatan kami sendiri yang turun untuk melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan adik-adik para pedagang kaki lima tersebut, maka kami dapat meberikan pandangan tentang bagaimana itu PKL dan apa itu PKL cilik serta bagaimana ciri-cirinya. Dalam hal ini kami akan sedikit mengulas tentang pengertian PKL cilik ini dari sudut pandang atau perspektif kami sendiri. Jadi PKL cilik menurut kami adalah para kelompok ataupun individu dari anak-anak kecil yang mencoba peruntungannya untuk bertahan hidup ditengah kota yang keras dengan penuh tekanan oleh kebutuhan-kebutuhan hidup yang kompleks setiap harinya. Mereka bertahan hidup dengan berjualan keliling dengan membawa barang dagangan mereka dengan menggunakan barang-barang sederhana diantaranya seperti, gerobak, keranjang makanan, kertas plastik, dan lain sebagainya. Anak-anak ini biasanya masih berumuran sembilan sampai lima belas tahun, kami rasa mereka tidak pernah merasa takut akan kemungkinan-kemungkinan terburuk miaslnya saja mereka bisa diculik oleh orang lain atau yang lainnya, namun karena melihat kondisi yang tidak mendukung mereka untuk hidup lebih tenang setiap harinya menuntut mereka agar bekerja keras untuk tetap bertahan hidup. Jika melihat dari segi penampilan fisik dan tata cara mereka melakukan kegiatannya setiap hari maka, kita bisa menjelaskan beberapa karakteristik anak-anak yang menjadi pedangang kaki lima ini diantaranya adalah : 

1. Mereka selalu membawa barang dagangannya kesetiap tempat yang banyak pengunjung atau banyak orang disuatu tempat, dan berbicara dengan mengatur mimik wajah yang membuat orang-orang tersebut menjadi merasa iba kepada mereka. 
2. Tidak mengenal waktu dan tempat, apabila mereka melihat sekelompok orang banyak maka mereka akan langsung menghampirinya dan menawarkan barang dagangannya dengan cara seperti memelas kasih. 
3. Pintar berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain, para pedagang kaki lima di Taman Sangkareang itu, seperti sudah dilatih terlebih dahulu untuk berbicara kepada orang banyak akan mendapat simpati dan empati sehingga mereka dengan mudah mendapatkan pembeli. 
4. Pakaian yang dikenakan biasanya adalah pakaian yang sudah lumayan lapuk dan kurang layak. 
5. Barang dagangan yang biasa dibawa atau dijual oleh mereka adalah barang-barang yang ringan seperti jajan snack, kue-kue rumahan, air mineral dan lain sebagainya.
6. Biasanya anak-anak tersebut menjual barang dagangannya dengan harga yang cukup mahal, seperti pengalaman kami kemarin yang langsung turun kelapangan untuk melihat langsung dan berdiskusi panjang bersama adik-adik para pedagang yang berada di Taman Sangkareang tersebut. 
7. Mereka berdagang secara sendiri-sendiri tanpa pengawasan dari orang tua mereka. Itulah beberapa pendapat kami tentang pengertian dan ciri-ciri atau karakteristik tentang pedagang kaki lima cilik tersebut, sesuai dengan apa yang kami temukan dilpakangan. 

3.2 Faktor Penyebab adanya PKL Cilik Sesuai dengan hasil dari pengamatan dan analisis kami setelah melakukan wawancara kepada mereka terkait faktor apa saja penyebab adanya PKL cilik ini adalah sebagai berikut : 
1. Anak-anak tersebut banyak sekali yang beralasan ingin membatu orang tua mereka , dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya tidak baik. 
2. Karena perintah dari orang tua mereka. 
3. Ingin memiliki uang jajan sendiri. 
4. Orang tuanya menganggap akan lebih cepat mendapatkan uang atau barang dagangannya habis bila dijual oleh anak-anak mereka karena mengharapkan belas kasihan yang lebih dari banyak orang. 
5. Kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anaknya.
6. Rendahnya pendidikan dari orang tua anak-anak yang menjadi PKL tersebut 

3.3 Dampak Positif dan Negatif dari adanya PKL Cilik Pedagang kaki lima atau PKL cilik ini selain memiliki dampak positif bagi diri mereka dan orang banyak, tetapi hal tersebut juga bisa menjadi masalah bagi lingkungan disekitar tempat tinggalnya dikarenakan beberapa aspek sosial yang dapat terganngu dalam hal kenyamanan orang yang berkunjung di tempat mereka berdagang tersebut, adapun dampak-dampaknya sebagai berikut. 
1. Dampak Positif 
a. bisa membantu perekonomian keluarga mereka 
b. dapat bertahan hidup dengan cara berdangang tersebut 
c. bisa memudahkan orang-orang yang ingin berbelanja untuk membeli jajan ataupun snack tanpa lelah untuk mencari warung ataupun yang lainnya karena mereka menghampiri para pembelinya. 
d. Mengajarkan anak-anak tersebut cara bertahan hidup ditengah keadaan yang kurang baik. 
e. Mengurangi pengangguran 

2. Dampak Negatif 
a. Dapat mengganggu kenyamanan banyak orang. 
b. Bisa membatasi fasilitas umum seperti trotoar yang digunakan untuk mereka berdagang. 
c. Memberikan potensi yang kurang baik bagi anak-anak seperti bisa saja terjadi kasus peculikan anak dan lainnya. 
d. Waktu belajar anak-anak tersebut menjadi terganggu. 
e. Bisa saja terjadi kasus eksploitasi anak dalam hal tersebut. 
f. Mengajarkan anak-anak tersebut untuk berbicara tidak sesuai kenyataan atau dengan kata lain berbohong. 
g. Membuat kemacetan, saat berada dijalan pinggir jalan raya. 
h. Menggeser fungsi dari fasilitas publik. 
i. Pencemaran lingkungan yang sering terjadi akibat barang dagangannya tersebut dibuang begitu saja oleh pembeli. 

3.4 Solusi yang dapat Dilakukan untuk Menanggulangi Masalah tersebut Solusi kongkrit yang dapat kami tawarkan untuk menanggulangi hal tersebut agar tidak menjadi maslah besar dikemudian harinya, menurut kami sebagai berikut : 
1. Pertama kesadaran dari diri kita untuk membantu para PKL cilik ini untuk membeli dagangan mereka agar bisa habis. 
2. Pemerintah harus lebih memperhatikan hal tersebut agar dapat diberikan tempat atau fasilitas berdangang yang lebih baik lagi. 
3. Memberikan sosialisasi dan pelatihan terhadap anak-anak tersebut agar tidak melanggar aturan serta menjadi cikal bakal pengusaha dihari kemudian 
4. Memberikan pengawasan yang lebih untuk anak-anak seperti itu dari lembaga perlindungan anak. 
5. Memberikan pengertian kepada orang tua mereka agar tidak menyuruh anaknya seperti itu. 

                                                                                    BAB IV 
                                                                                  PENUTUP 

4.1. Kesimpulan 

Pedagang kaki Lima dalam hal ini yang kita sorot adalah pelukanya yang masih dibawah umur atau masih anak kecil para kelompok ataupun individu dari anak-anak kecil yang mencoba peruntungannya untuk bertahan hidup ditengah kota yang keras dengan penuh tekanan oleh kebutuhan-kebutuhan hidup yang kompleks setiap harinya. Mereka bertahan hidup dengan berjualan keliling dengan membawa barang dagangan mereka dengan menggunakan barang-barang sederhana diantaranya seperti, gerobak, keranjang makanan, kertas plastik, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut diakibatkan oleh keadaan masyarakat kita yang kurang baik dalam menata kehiupan mereka, serta memiliki dampak yang kurang baik juga untuk generasi kedepannya. Solusi terbaiknya adalah mari bersama-sama kita perduli akan sesama kita untuk membantu menjaga kesetabilan kehidupan sosial hususnya di perkotaan itu sendiri.

 4.2. Saran 
Saran kami agar para pembaca nantinya bisa lebih memahi dan menganilisis tulisan ini agar bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baik, sehingga dari tulisan ini kita bisa sama-sama belajar tentang kondisi seperti apa yang benar-benar terjadi dilapangan, dan kami berharap bisa diberika kritik serta saran untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini. 

                                                                            DAFTAR PUSTAKA 

1.  Nove Cahayani Z, Ruth.2012. Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima Yang Beroperasi di Jalan Prof. Dr. M. Yamin (Studi di Kelurahan Akcaya Kecamatan Pontianak Selatan). Jurnal Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura, Vol 1 no (1). Hal 1-30. 

2. Purba, Jonny. 2005. Pengololaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 

3. https://cc.bingj.com/cache.aspx=Jurnal+PKL&d=4876484500130829&mkt=en- ID&setlang=en-US&w=H8m2lVbY_CqpkZ9yvZVdolKmj05rgFAX

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sasak_Inak Tekapeng-Kapeng ( Ceriten Dengan Sasak)

Review Wisata Religi Sekaligus Wisata Budaya Masjid Kuno Bayan Beleq Lombok Utara NTB